Pesugihan
adalah usaha untuk mendapatkan kekayaan duniawi dengan cepat dan mudah
melaui ritual-ritual, pengorbanan (wadal & tumbal) di tempat-tempat
keramat. Mencari pesugihan tidak hanya dilakukan oleh orang-orang kaya
tetapi mulai dari kalangan pejabat, usahawan, sampai pada masyarakat
biasa. Alasan mereka untuk mencari pesugihan di antaranya adalah:
- Supaya usaha berjalan lancar
- Mendapat Jabatan atau mempertahankan Jabatan
- Mendapatkan harta berlimpah dengan mudah
Adapun macam-macam dari pesugihan tersebut:
1. Pesugihan Nyi Blorong
Memelihara
pesugihan Blorong bisa menyebabkan kaya mendadak. Wujud pesugihan ini
berbentuk ular naga yang bersisik emas. Bila pemilik pesugihan
melakukan hubungan badan dengan Ular Blorong itu, maka sisik-sisiknya
yang berupa emas dan permata akan rontok di tempat tidurnya. Kekayaan
yang didapat dari pesugihan Blorong ini bisa diulur sampai dua periode.
Sebagai tebusan, kalau kelak pemiliknya sudah meninggal dunia, maka
harus jadi pengikutnya.
2. Pesugihan Nyai Puspo Cempoko
Nyai Puspo Cempoko. adalah Pesugihan yang cukup terkenal di Rembang. Bila lelaki bersedia menjadi suami siluman ini dan melakukan senggama setiap malam Jumat Kliwon maka ia rela memberikan harta yang berlimpah.
Nyai Puspo
Cempoko adalah penunggu gaib di daerah Kabongan, Rembang. Tempat
tersebut mempunyai nilai mistik yang sangat tinggi. Beberapa orang
sering datang ke Kabongan untuk melakukan ziarah dengan tujuan
tertentu.
Konon, para
peziarah banyak yang dikabulkan keinginannya sehingga mereka menjadi
kaya raya. Menurut cerita yang beredar kekayaan itu tidak diberikan
secara cuma-cuma. Nyai Puspo meminta sejumlah imbalan kepada peziarah
yang menginginkan kekayaan darinya.
Pencari
pesugihan harus rela menjadi suami Nyai Puspo yang harus melayani
kebutuhan seksualnya setiap malam Jumat Kliwon. Guna menyalurkan hasrat
itu Nyai Puspo minta disediakan kamar khusus dimana hanya mereka berdua
saja yang boleh masuk ke kamar tersebut. Selain memenuhi kebutuhan
seksual, Nyai Puspo juga meminta agar disediakan sesaji yang terdiri
dari jajan pasar, kembang wangi, kelapa hijau serta bakaran kemenyan
madu. Semua sesaji harus disediakan setiap malam. Tak boleh ada yang
terlupakan.
3. Pesugihan Lereng Merapi
Tempat yang dikenal dengan nama Watu Tumpeng itu dipercaya memiliki kekuatan gaib, berada di kawasan Cangkringan, Sleman Yogyakarta, selalu dipenuhi berbagai sesaji. Banyak peziarah melantunkan berbagai permintaan, mulai kenaikan pangkat, ilmu kanuragan sampai pesugihan. Setiap malam Jumat Kliwon, orang memasang sesaji jajan pasar dan kembang tujuh rupa, lantas berdoa minta berbagai permohonan.
Tempat yang dikenal dengan nama Watu Tumpeng itu dipercaya memiliki kekuatan gaib, berada di kawasan Cangkringan, Sleman Yogyakarta, selalu dipenuhi berbagai sesaji. Banyak peziarah melantunkan berbagai permintaan, mulai kenaikan pangkat, ilmu kanuragan sampai pesugihan. Setiap malam Jumat Kliwon, orang memasang sesaji jajan pasar dan kembang tujuh rupa, lantas berdoa minta berbagai permohonan.
Menurut
Jurukunci Watu Gunung, gundukan tanah itu bukan kuburan manusia,
melainkan gajah tunggangan Kerincing Wesi saat menjaga Gunung Merapi. Konon,
Kerincing Wesi berubah menjadi raksasa setelah makan telur naga Kiai
Jagad, lantas ditugaskan menjaga Gunung Merapi. Untuk menjalankan tugas,
ia menerima seekor gajah dari Panembahan Senopati. Ketika gajah itu
mati, Kerincing Wesi menguburkannya di lereng Merapi.
Pada
malam-malam tertentu, sering terdengar lenguhan gajah. Malah, ada warga
yang mengaku melihat binatang itu melintas. Bagi peziarah, apa atau
siapa yang berada di dalam kuburan itu, tidak menjadi masalah. Yang
penting, tempat itu mempunyai kekuatan gaib yang menjanjikan perubahan
nasib.
4. Pesugihan Munding Seuri
Terletak di kawasan Gunung Gede, Cibodas. Di sebelah Tenggara, dipercaya masyarakat sebagai tempat bersemayamnya Raden Surya Kencana, putra Raden Aria Wiranatudatar, pendiri kota Cianjur yang beristrikan mahkluk halus.
Terletak di kawasan Gunung Gede, Cibodas. Di sebelah Tenggara, dipercaya masyarakat sebagai tempat bersemayamnya Raden Surya Kencana, putra Raden Aria Wiranatudatar, pendiri kota Cianjur yang beristrikan mahkluk halus.
Di kawasan
Tenggara ini pula, ada sebuah gubuk yang didalamnya terdapat gundukan
mirip makam. Tempat yang disebut padepokan ini menjadi tempat orang yang
mencari pesugihan. Namun laku hanya bisa dilakukan saat bulan purnama.
Jika tidak, konon segala upaya yang dilakukan akan sia-sia.
5. Pesugihan Bulu Genderuwo
Pesugihan bulu gendruwo memang kurang populer di masyarakat. Alasannya, untuk mendapatkan cukup sulit. Si peminat harus menyediakan masakan dari burung gagak yang diletakkan di bawah pohon gayam dan bertelanjang bulat.
Pesugihan bulu gendruwo memang kurang populer di masyarakat. Alasannya, untuk mendapatkan cukup sulit. Si peminat harus menyediakan masakan dari burung gagak yang diletakkan di bawah pohon gayam dan bertelanjang bulat.
Menurut
beberapa orang yang telah mendapatkan pesugihan bulu gendruwo, meski
mendapatkannya cukup sulit, pesugihan ini dipilih lantaran tidak terlalu
berbahaya. Tidak minta tumbal orang atau nyawa.
Yang diperlukan
hanyalah masakan burung gagak serta pohon gayam. Di kota metropolitan
seperti Jakarta, pohon gayam sulit ditemukan. Makanya para peminat
kebanyakan pergi ke desa-desa di pelosok Pulau Jawa.
Setelah masakan
siap, saat matahari bersembunyi, peminat harus membawa makanan itu ke
pohon gayam yang telah ditentukan. Kemudian ia harus membuka seluruh
pakaiannya. Biasanya dalam waktu yang tidak begitu lama, gendruwo yang
dilukiskan berwajah menakutkan dan sekujur tubuhnya dipenuhi bulu-bulu,
akan muncul.
Gendruwo
tersebut akan melahap makanan yang dibawakan si peminat. Saat itulah, si
peminat dituntut kelincahannya. Mereka harus mampu mengambil minimal
satu bulu di tubuh gendruwo.
Jika beruntung,
maka si peminat akan mendapatkan bulu yang diinginkannya. Tapi jika
tidak, bisa jadi ia malahan akan dimangsanya. Karena itu, orang yang
gagal biasanya enggan mencoba lagi. Takut kalau-kalau malahan kehilangan
nyawa.
Orang yang
berhasil mendapatkan bulu, biasanya mudah mendapatkan kekayaan. Rejeki
akan mengalir bak air bah. Tak tertahankan lagi.
6. Pesugihan Sate Gagak
Di kalangan pelaku spritual, ada teknik khusus untuk mengais rupiah di tengah kuburan. Caranya, dengan berjualan sate gagak kepada arwah gentayangan. Konon, penghuni makam di lereng Gunung Bugel, Rembang pernah membeli sate gagak sampai Rp. 30 juta dalam semalam.
Di kalangan pelaku spritual, ada teknik khusus untuk mengais rupiah di tengah kuburan. Caranya, dengan berjualan sate gagak kepada arwah gentayangan. Konon, penghuni makam di lereng Gunung Bugel, Rembang pernah membeli sate gagak sampai Rp. 30 juta dalam semalam.
Untuk menjadi
pedagang sate bagi arwah gentayang, yang diperlukan adalah burung gagak
hitam yang masih hidup, minyak Arrohman, serta kemenyan. Dan syarat
mutlak yang harus dipenuhi adalah keberanian untuk bertemu dengan para
lelembut dari berbagai rupa.
Pada tengah
malam yang telah ditentukan, burung gagak harus dibawa ke makam yang
akan dijadikan lahan berdagang. Sesampainya di tempat yang dituju, baca
doa-doa khusus untuk membuka alam gaib, sambil membakar kemenyan. Tunggu
sampai gagak yang dibawa berkoak-koak.
Ketika burung
itu berbunyi, pada saat itulah momen yang paling tepat untuk menyembelih
burung gagak itu. Bersihkan bulu-bulu yang menghiasi tubuhnya, lalu
olesi dengan minyak Arrahman. Kemudian potong daging burung sesuai
dengan ukuran yang dikehendaki. Bakarlah daging itu layaknya sate biasa.
Pada saat
bersamaan, para pembeli sate akan berdatangan. Mereka adalah arwah
gentayangan dengan wujud yang beraneka rupa. Ada yang kakinya patah atau
remuk, wajahnya rusak dengan darah yang mengalir deras, atau kakinya
tinggal sebelah karena kaki yang lain terlepas. Pendeknya, wujud mereka
sangat menakutkan dengan bau anyir darah yang mrenyengat. Mereka berdatangan untuk merebut sate gagak yang dijual. Berapa pun harganya mereka akan membeli sate yang dijual itu.
7. Pesugihan Gunung Kemukus
Dikisahkan Pangeran Samudro (ada yang menyebut bangsawan ini berasal dari Majapahit, ada pula yang menduga dari zaman Pajang), jatuh cinta kepada ibunya sendiri (Dewi Ontrowulan). Ayahanda Pangeran Samudro yang mengetahui hubungan anak-ibu tersebut menjadi murka dan kemudian mengusir Pangeran Samudro.
Dikisahkan Pangeran Samudro (ada yang menyebut bangsawan ini berasal dari Majapahit, ada pula yang menduga dari zaman Pajang), jatuh cinta kepada ibunya sendiri (Dewi Ontrowulan). Ayahanda Pangeran Samudro yang mengetahui hubungan anak-ibu tersebut menjadi murka dan kemudian mengusir Pangeran Samudro.
Dalam
kenestapaannya, Pangeran Samudro mencoba melupakan kesedihannya dengan
melanglang buana, akhirnya ia sampai ke Gunung Kemukus. Tak lama
kemudian sang ibunda menyusul anaknya ke Gunung Kemukus untuk melepaskan
kerinduan.
Namun sial,
sebelum sempat ibu dan anak ini melakukan hubungan intim, penduduk
sekitar memergoki mereka berdua yang kemudian merajamnya secara
beramai-ramai hingga keduanya meninggal dunia. Keduanya kemudian dikubur
dalam satu liang lahat di gunung itu juga. Namun menurut cerita,
sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir Pangeran Samudro sempat
meninggalkan sebuah pesan yaitu kepada siapa saja yang dapat melanjutkan
hubungan suami-istrinya yang tidak sempat terlaksana itu akan terkabul
semua permintaannya.
Konon
selengkapnya ia berujar demikian, "Baiklah aku menyerah, tapi dengarlah
sumpahku. Siapa yang mau meniru perbuatanku , itulah yang menebus dosaku
dan aku akan membantunya dalam bentuk apapun".
8. Pesugihan Tukar Janin
Tukar janin adalah suatu proses pemindahan janin tersebut untuk diberikan kebangsa jin perempuan yang menginginkan keturunan. Dalam prosesinya jika wanita itu berhasil negosiasi dan anaknya di ikhlaskan untuk mereka(bangsa jin) rawat sebagai anaknya dengan catatan pantangannya tidak boleh diharap-harap lagi, maka bangsa jin tersebut akan memberikan imbalan berupa uang/perhiasan sebagai tanda keikhlasan pelaku ritual tersebut.
Tukar janin adalah suatu proses pemindahan janin tersebut untuk diberikan kebangsa jin perempuan yang menginginkan keturunan. Dalam prosesinya jika wanita itu berhasil negosiasi dan anaknya di ikhlaskan untuk mereka(bangsa jin) rawat sebagai anaknya dengan catatan pantangannya tidak boleh diharap-harap lagi, maka bangsa jin tersebut akan memberikan imbalan berupa uang/perhiasan sebagai tanda keikhlasan pelaku ritual tersebut.
9. Pesugihan Tuyul
Tuyul (bahasa Jawa: thuyul) dalam mitologi Nusantara, terutama di Pulau Jawa, adalah makhluk halus berwujud anak kecil atau orang kerdil dengan kepala gundul. Penggambaran lainnya yang tidak disepakati semua orang adalah kulit berwarna keperakan, bersifat sosial (dalam pengertian memiliki masyarakat dan pemimpin), serta bersuara seperti anak ayam. Tuyul dapat dipekerjakan oleh seorang majikan manusia untuk alasan tertentu, terutama mencuri (uang). Untuk menangkal tuyul, orang memasang yuyu di sejumlah sudut rumah karena tuyul dipercaya menyukai yuyu sehingga ia lupa akan tugas yang dibebankan pemiliknya.
Kejadian tuyul dipercaya berasal dari janin orang yang keguguran atau bayi yang mati ketika lahir. Karena berasal dari bayi, karakter tuyul juga seperti anak-anak: gemar bermain (seperti laporan orang melihat sejumlah tuyul bermain pada tengah malam, dsb).
Tuyul Bibir Vertikal adalah jenis tuyul yang paling banyak dipelihara orang, biasanya tuyul ini hidup bersama sang majikan. Yang menarik si tuyul ini di anggap seolah - olah seperti anaknya sendiri. Tidur juga bersama sang majikan. Sehingga tidak jarang si tuyul ini kerap terlihat menyusu (Meminum ASIH) dari wanita yang ada dirumah tersebut, entah itu si ibu atau anak gadis dengan di sadari atau tampa di sadari oleh mereka.Oleh karean itu, kadang ada beberapa kasus jika si majikan pemilik tuyul memiliki anak gadis maka tidak jarang si anak gadis terebut tidak laku-laku atau susah mendapatkan jodoh.
Jika si anak gadis dari pemilik tuyul tidak laku lama tidak mendapatkan jodoh, itu lebih karena aura tuyul memperburuk aura positif dari anak gadis tersbut, Aura negatif yang ditimbulkan oleh tuyul tersebut terjadi karena seringnya tuyul ini dekat atau bersentuhan dengan gadis. Disisi lain, kadang si tuyul ini tidak rela jika anak gadis yang tiap malam menemaninya tidur dimiliki orang lain.
si tuyul ini merasa bahwa gadis tersebut adalah kakak yang harus menemaninya setiap saat, atau bahkan memberikan ASIH kepadanya sebagai ritual yang harus di lakoni tuyul menjelang tidur. hal ini yang sebenarnya menjadi sebab akan susah dapat jodohnya si anak gadis tersebut.
Kebiasaan yang lain adalah tuyul ini sering diajak-ajak jalan-jalan olej majikannya pada sore hari sebelum magrib menjelang, seperti layaknya hewan, tuyul ini diikat dan di ajak berkeliling oleh majikanya. Daerah tempat mereka jalan-jalan biasanya di dekat pasar tradisional. Si majikan duduk menunggu di suatu tempat, sedang si tuyul di biarkan mengembara di pasar tesebut untuk mengambil beberapa lembar uang pemilik para pedagang dan pada saat menjelang adzan magrib mereka akan kembali pulang.
10. Pesugihan Tukar Istri
Pesugihan ini
yang menjadi tumbalnya adalah isteri atau suami, biasanya orang yang
menjalankan ritual adalah orang yang sakit hati karena suami atau
isterinya berselingkuh. Tempat yang sering dijadikan lokasi ritual ini
adalah Goa Susuh Angin di Gunung Kuncen lereng Gunung Merbabu, namun
hati-hati karena di daerah ini berlaku petuah masyarakat "Jelma Mara
Jelma Mati"
11. Pesugihan Tukar Guling
Orang seringkali keliru dengan menganggap pesugihan ini sama dengan Pesugihan Tukar Isteri, padahal dari Tumbalnya saja sangat berbeda. Pada Pesugihan Tukar Guling ini Tumbal yang diminta adalah nyawa musuh dari orang yang meminta pesugihan. pesugihan ini juga terdapat di Gua Susuh Angin.
12. Ngipri
Pada Pesugihan Ngipri ini, penganutnya pada malam-malam tertentu dapat berubah menjadi sosok binatang ghaib sesuai dengan perjanjiannya pada saat meminta pesugihan, biasanya bisa berupa babi, Monyet, Ular, Kucing, dll
Orang seringkali keliru dengan menganggap pesugihan ini sama dengan Pesugihan Tukar Isteri, padahal dari Tumbalnya saja sangat berbeda. Pada Pesugihan Tukar Guling ini Tumbal yang diminta adalah nyawa musuh dari orang yang meminta pesugihan. pesugihan ini juga terdapat di Gua Susuh Angin.
12. Ngipri
Pada Pesugihan Ngipri ini, penganutnya pada malam-malam tertentu dapat berubah menjadi sosok binatang ghaib sesuai dengan perjanjiannya pada saat meminta pesugihan, biasanya bisa berupa babi, Monyet, Ular, Kucing, dll
4 Tempat Pesugihan Terpopuler Di Indonesi
1. Pesugihan Gunung Kemukus Sragen Jawa Tengah
Kemukus adalah
salah satu tempat di daerah Jawa Tengah, tepatnya di kota Sragen.
Sebagai kawasan gunung, tempat ini tidak dikenal karena panorama alam
yang mempesona, tetapi karena reputasi sebagai tempat pesugihan.
Tempat
pesugihan ini sangat menarik karena ritual yang harus dilakukan di
tempat ini sangat berbeda dengan tempat lain. Untuk mendapatkan
pesugihan, seseorang harus melakukan pesta seks dengan wanita bukan
pasangan resmi mereka selama tujuh kali berturut-turut dengan pasangan
yang sama.
Pesta seks ini
dianggap sebagai syarat untuk mendapatkan pesugihan yang diinginkan.
Salah satu syarat dalam berhubungan seks di tempat ini adalah dilakukan
di tempat terbuka di wilayah gunung Kemukus. Sebagai pencari pesugihan
membawa pasangan resmi mereka sendiri dan melakukan hubungan badan di
tempat tersebut. Kebanyakan dari mereka juga orang-orang yang tidak
memiliki pasangan ataupun pasangan tidak resmi yang sama-sama
menginginkan pesugihan.
Di gunung
Kemukus tersedia jasa teman tidur yaitu PSK yang menawarkan diri untuk
menjadi teman tidur sesaat dalam ritual mesum Kemukus. Para pekerja
komersial ini datang dari berbagai daerah karena gunung Kemukus sebagai
tempat mencari penghasilan mudah dan aman.
Selain untuk
tempat pesugihan sebagian orang menganggap berhubungan seks di alam
terbuka akan terasa sangat menyenangkan. Hal tersebut menjadi sangat
menyenangkan ketika mereka tidak akan mendapati razia oleh aparat
seperti di tempat penginapan. Pihak keamanan siap mengamankan prosesi
ritual pengunjung di tempat pesugihan ini, termasuk prosesi seksual tak
resminya.
2. Pesugihan Gunung Kawi Jawa Timur
Mungkin orang
sudah tidak asing lagi dengan Gunung Kawi termasuk tempat pesugihan
paling populer di Indonesia dan Asia Tenggara. Tetapi sampai detik ini
belum ada data valid seputar orang yang berhasil kaya setelah melakukan
ritual di tempat pesugihan di sana ataupun orang yang gagal menjadi kaya
setelah ritual.
Masalah yang
timbul adalah ada orang-orang yang bertindak seolah-olah membantu
melancarkan urusan Pencari Pesugihan di Gunung Kawi, hanya menguras uang
pencari pesugihan. Khususnya terkait biaya selametan, ubo rampe,
sesaji, dan lain sebagainya.
Khusus dalam
masalah ini, dibutuhkan sangat waspada dan hati-hati untuk mereka yang
datang dengan tujuan ritual. Jika para pengunjung sebagai seorang
wisatawan yang hendak menikmati keindahan panorama Gunung Kawi, tidak
akan menjadi masalah karena hanya sebatas berkunjung.
Di lain masalah
seperti diatas, daun dewandaru yang menjadi harapan diri ingin kaya
juga sering menjadi permainan orang tertentu yang sengaja memanfaatkan
kesempatan. Daun itu sengaja dilemparkan orang hingga menjadi rebutan
yang seolah-olah menjadi syarat ritual pesugihan.
Dan masih
banyak lagi di daerah ini yang sengaja dijadikan kesempatan oleh
orang-orang yang sengaja memanfaatkan acara tersebut. Seperti Padepokan
Eyang Jugo, Makam Eyang Jugo, dan adanya prasyarat untuk penyembelihan
hewan kambing yang berkendit menjadi syarat.
Apapun syarat
yang diminta oleh orang-orang tersebut adalah tipu daya untuk mengeruk
keuntungan. Jadi kepada pengunjung hendaknya waspada dan hati-hati
jangan sampai anda ingin mencari kekayaan tetapi malah sebaliknya
memberikan kekayaan disana hingga harta anda habis.
3. Parangtritis Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta
Parang Tritis
adalah Pusat kerajaan siluman yang dipimpin Kanjeng Ratu Kidul, tempat
inilah konon katanya gerbang penghubung antara Kasultanan Jogja Dengan
Ratu Kidul.
Sosok gaib yang
pasti dikenal akrab oleh orang Jawa, khususnya di wilayah Jogja dan
sekitarnya. Dua sosok yang sering dimintai oleh para pencari pesugihan
adalah Nyai Blorong dan Kanjeng Ratu Kidul, di laut selatan ini kabarnya
sebagai istana dan kerajaannya.
Konon, Nyai
Blorong bisa mengabulkan uang sampai milyaran rupiah di tempat pesugihan
tersebut dengan menjadi pengikutnya. Sosok mistri ini menjadi pesugihan
kelas elite di bandingkan jenis-jenis pesugihan lain. Syarat yang harus
ditempuh sangat berat yaitu harus bisa memberikan tumbal nyawa sebagai
gantinya atau syarat khusus untuk mendapat kekayaan.
Sedangkan
Kanjeng Ratu Kidul dikenal lebih welas asih dan sebagai pengayom
terutama kerajaan jogja. Sosok penguasa kerajaan gaib ini tidak meminta
tumbal nyawa. Konon, uang yang didapat dari Kanjeng Ratu Kidul tidak
sebanyak yang diberikan Nyi Blorong.
4. Pesugihan Munding Seuri Gunung Gede Cibodas Jawa Barat
Salah satu
jalan menjadi kaya raya tidak mudah banyak lika liku yang harus dilalui
sebagai syarat mutlak. Kadang orang harus terpaksa merelakan si buah
hati atau anaknya sendiri memikul akibatnya atau dengan kata lain
sebagai tumbal. Seperti yang diminta oleh pesugihan Munding Seuri
pencari pesugihan harus bisa menerima kenyataan jika wajah anaknya akan
cacat atau tidak normal seperti layaknya anak-anak yang lain.
Tempat
Pesugihan munding seuri ini terletak di kawasan Gunung Gede, Cibodas
Jawa Barat yang sudah sangat terkenal atau populer bagi masyarakat luas.
Di sebelah Tenggara gunung ini, dipercaya masyarakat sebagai tempat
bersemayamnya Raden Surya Kencana, putra Raden Aria Wiranatudatar,
pendiri kota Cianjur yang beristrikan mahkluk halus.
Di kawasan
Tenggara ini ada sebuah gubuk yang didalamnya terdapat gundukan mirip
makam. Tempat yang disebut padepokan ini menjadi tempat orang yang
mencari pesugihan. Namun kabarnya laku pesugihan ini hanya bisa
dilakukan saat bulan purnama. Jika tidak maka hasil dari yang dilakukan
dan segala upaya yang akan sia-sia.
Untuk menuju
tempat pesugihan ini sangat tidak mudah banyak rintangan yang harus
dilalui dari segi perjalanan. Para pencari pesugihan harus berjalan kaki
selama seharian penuh, melintasi jalan setapak yang menanjak. Jika
musim hujan tiba, mereka juga harus ekstra hati-hati karena medan yang
sangat licin bisa membuat orang terpeleset. Semua itu hanya dianggap
sebagai salah satu tantangan atau ujian untuk meraih keinginan agar
menjadi kaya dengan cara mudah.
Dari mulai
ritual dilakukan saat matahari telah terbenam, mereka harus bertelanjang
bulat baru kemudian berendam di sebuah kubangan lumpur. Sebelumnya
harus menaburkan kembang setaman dan kemenyan di Padepokan Seuri sebagai
syarat sesaji. Setelah fajar tiba barulah ritual tersebut boleh
dihentikan dan para lelaku bisa membersihkan diri dengan
berguling-guling di rerumputan. Selanjutnya setelah selesai mereka masuk
kembali ke dalam padepokan untuk menjalani ritual selanjutnya.
Ketika di dalam
pedepokan para lelaku akan melihat wajah anaknya yang cacat sebagai
tumbal. Jika ingin kaya, mereka harus rela memilih salah satu wajah
anaknya yang akan lahir nanti cacat. Dan anehnya lagi benar apa tidaknya
ini para pencari kekayaan diberi kesempatan memilih wajah anaknya
kebanyakan memilih anak yang bermulut sumbing.
Dan masih
banyak lagi syarat yang diminta untuk mendapatkan kekayaan tersebut,
percaya atau tidak hingga saat ini masih banyak para pencari kekayaan
tersebut yang datang ke tempat tersebut.
5 Ritual Pesugihan
Sugih berarti
kaya dan pesugihan identik dengan mencari kekayaan. Yang diinginkan
adalah kaya mendadak (instan). Contoh dari pesugihan adalah yang telah
dijelaskan pada tulisan sebelumnya mengenai Ritual Pesugihan di Gunung
Kemukus Sragen.
Rata-rata yang
dilakukan dalam ritual pesugihan (ritual ngipri) adalah ritual yang
tidak benar, bisa jadi amalan yang mengada-ada yang diamalkan atau
dirutinkan, ada pula yang melakukan ritual syirik, juga ada yang dengan
maksiat. Karena yang namanya setan sangat cinta sekali dengan pelaku
syirik, bid’ah dan maksiat. Sehingga mudahlah datang kekayaan.
1. Pesugihan lewat monyet atau kera (kethek)
Di Jawa Timur,
ada banyak tempat untuk ritual pesugihan. Salah satunya di daerah
Ngujang, Tulungagung. Di tempat ini terkenal dengan pesugihan monyet
atau kera, atau dalam Bahasa Jawa biasa disebut ‘kethek’. Ada tata cara
khusus untuk menjalani ritual pesugihan ini. Ada perjanjian-perjanjian
khusus yang harus dipenuhi sang pemuja sebagai mahar (mas kawin). Di
antara syarat yang harus dipenuhi dalam pesugihan ini adalah wajib
memberi tumbal kepada mahkluk ghaib yang menguasai makam Ngujang selama
si pemuja masih hidup.
Selanjutnya,
dari zaman ke zaman, makam Ngujang atau Kethekan, dijadikan tempat
mencari pesugihan. Barang siapa yang meminta juru kunci untuk membantu
mencari pesugihan, dia (si pemuja) diberi seekor monyet yang dijadikan
peliharaan untuk dapat mendatangkan rezeki. Konon kisahnya, di antara
monyet yang ada adalah jelmaan dari dua santri yang dahulu enggan untuk
ngaji di pesantren, ketika disuruh, mereka malah memanjati pohon.
2. Pesugihan lewat semedi di goa dan makam
Gunung Selok di
Cilacap merupakan wisata yang nyaman mengasyikkan dan unik karena
lokasi ini menyajikan perpaduan keindahan alam berupa hutan bukit
goa-goa alam Benteng peninggalan Jepang yang konon ada 25 benteng dan
pantai laut selatan .
Wisatawan yang
datang berkunjung biasanya mempunyai minat berziarah atau ingin
bersemedi di petilasan atau makam atau di goa-goa yang ada. Petilasan
yang banyak dikunjungi dan dianggap keramat adalah Padepokan Jambe Lima
dan Padepokan Jambe Pitu.
Goa yang ada di
sana setiap hari dikunjungi wisatawan untuk berziarah dengan tujuan
yang beraneka ragam ada yang menginginkan pangkat, kemuliaan, kesehatan,
ingin punya jodoh, usahanya lancar dan sebagainya.
3. Pesugihan lewat ngalap berkah pada pohon
Gunung Kawi
merupakan petilasan dari tokoh-tokoh yang berbeda generasi. Tempat ini
pernah menjadi pelarian Pangeran Kameswara dari Kediri pada tahun
1200-an Masehi.
Selain itu, di
gunung ini juga terdapat makam Eyang Sujo dan Eyang Jugo, yang merupakan
keturunan Mataram. Keduanya adalah pengikut Pangeran Diponegoro yang
melarikan diri setelah ditangkapnya Pangeran diponegoro pada tahun 1830.
Petilasan dan makam tersebut yang biasanya dikunjungi untuk ngalap
berkah.
Di Gunung ini
terdapat sebuah pohon yang bernama Pohon Dewandaru. Konon, pohon ini
bisa mendatangkan keberuntungan. Para pengalap berkah akan menunggu
daun, buah, dahan, atau ranting yang jatuh dari pohon tersebut yang
dipercaya bisa mendatangkan apa yang diinginkan.
4. Pesugihan lewat tumbal, sembelihan dan sesajen
Gunung Srandil
yang terletak di Kecamatan Adipala, Cilacap, Jawa Tengah ini menyimpan
banyak kisah dan mitos. Selain dipercaya sebagi petilasan tokoh-tokoh
sejarah seperti Kunci Sari dan Dana Sari yang merupakan pengikut
pangeran Diponegoro, gunung ini juga diyakini menjadi petilasan
tokoh-tokoh mitologis Jawa, seperti Hanoman dan Eyang Semar.
Para pencari
berkah biasa datang ke gunung ini dengan membawa berbagai sesajen, baik
berupa bunga-bungaan, hingga sembelihan seperti ayam atau kambing.
Pesugihan jenis
ini dapat pula ditemui di Gunung Merapi. Merapi sejak dulu menyimpan
sejuta misteri. Gunung teraktif di dunia ini, menjadi tempat yang banyak
dikunjungi paca peziarah. Di antara mereka, ada yang datang untuk
mencari jalan pintas untuk kaya.
Di Cangkringan,
lereng Merapi sebelah selatan terdapat sebuah gundukan tanah yang
dipercaya sebagai makam keramat. Lokasi ini dinamakan Watu Tumpeng.
Konon di sini bersemayam jasad seorang sakti dari masa lampau.
Situs Watu
Tumpeng ini ramai didatangi oleh mereka yang ingin mengubah nasib.
Banyak persembahan diberikan pada penunggu ghaib dari situs tersebut.
Konon, tempat ini memang tidak meminta tumbal fisik bagi mereka yang
berhasil.
Meski secara
fisik tidak meminta tumbal, namun secara rohani, mereka yang meminta di
tempat tersebut telah menyerahkan jiwa mereka pada kekuatan lain selain
Allah.
5. Pesugihan melalui sosok ghaib
Parangtritis
dianggap sebagai pusat kerajaan siluman yang dipimpin Kanjeng Ratu
Kidul. Sosok ghaib yang pasti dikenal akrab oleh orang Jawa, khususnya
di wilayah Mataraman (Jogja-Solo dan sekitarnya). Dua sosok yang sering
dimintai oleh para pencari pesugihan adalah Nyai Blorong dan Kanjeng
Ratu Kidul sendiri.
Konon, Nyai
Blorong bisa mengabulkan uang sampai milyaran rupiah. Tak ayal, sosok
satu ini menjadi pesugihan “kelas atas” di bandingkan jenis-jenis
pesugihan lain. Wujud pesugihan ini berbentuk ular naga yang bersisik
emas. Yang lebih dahsyat, bila pemilik pesugihan melakukan hubungan
badan dengan Ular Blorong itu, maka sisik-sisiknya yang berupa emas dan
permata akan rontok di tempat tidurnya. Namun semua itu harus ditukar
dengan pengorbanan ‘tumbal nyawa’. Bagaikan orang yang mempunyai utang.
Nyi Blorong sebelum menyanggupi untuk menolong calon kurban, sebelumnya
mengadakan perjanjian untuk membahas masalah tebusan. Alkisah,
pembicaraan tebusan itu dilakukan keduanya sembari bersenggama di tempat
tidur.
Sama persis
dengan kekayaan yang diperoleh lewat jalur yang tidak direstui agama.
Umur kekayaan versi Nyi Blorong, hanya tujuh tahun. Jika yang
bersangkutan ingin memperpanjang, bisa diulur lagi, satu periode lamanya
dan tebusan berupa mayat bisa dialihkan ke orang lain. Selanjutnya,
korban tak boleh diwakilkan. Artinya, kelak setelah meninggal, harus
menjadi pengikutnya.
Sedangkan
Kanjeng Ratu Kidul, dikenal lebih welas asih. Sosok penguasa kerajaan
ghaib ini tidak meminta tumbal nyawa. Konon, uang yang didapat dari
Kanjeng Ratu Kidul tidak sebanyak yang diberikan Nyi Blorong.
Ritual pesugihan di atas tidaklah lepas dari penyimpangan berikut ini.
Syirik dalam ibadah (uluhiyah) bahkan dalam rububiyah (karena yakin yang mengabulkan do’a adalah selain Allah).
‘Ngalap berkah’ yang tidak syar’i bisa jadi syirik, bisa jadi amalan yang mengada-ngada.
Semedi atau i’tikaf tanpa ada petunjuk dalam Islam.
Meraih kekayaan dan hajat dunia lewat ritual maksiat seperti lewat ritual seks dengan bukan pasangan yang sah.
Tawassul yang tidak benar.
Harus memenuhi syarat pesugihan dengan menyajikan tumbal dan sesajen.
Tawakkal (menyandarkan hati) pada sesuatu yang bukan sebab atau mencari keberkahan lewat jimat.
Beramal akhirat hanya untuk mencari keuntungan dunia semata.
Melakukan safar terlarang ke gunung, petilasan dan kubur wali.
Mencontoh pelaku maksiat.
Melakukan ritual mengada-ada yang tidak pernah dituntunkan.