MACAM-MACAM PESUGIHAN

macam-macam pesugihan:
Pesugihan adalah usaha untuk mendapatkan kekayaan duniawi dengan cepat dan mudah melaui ritual-ritual, pengorbanan (wadal & tumbal) di tempat-tempat keramat. Mencari pesugihan tidak hanya dilakukan oleh orang-orang kaya tetapi mulai dari kalangan pejabat, usahawan, sampai pada masyarakat biasa. Alasan mereka untuk mencari pesugihan di antaranya adalah:
  1. Supaya usaha berjalan lancar
  2. Mendapat Jabatan atau mempertahankan Jabatan
  3. Mendapatkan harta berlimpah dengan mudah

Adapun macam-macam dari pesugihan tersebut:

1. Pesugihan Nyi Blorong

Memelihara pesugihan Blorong bisa menyebabkan kaya mendadak. Wujud pesugihan ini berbentuk ular naga yang bersisik emas.  Bila pemilik pesugihan melakukan hubungan badan dengan Ular Blorong itu, maka sisik-sisiknya yang berupa emas dan permata akan rontok di tempat tidurnya.  Kekayaan yang didapat dari pesugihan Blorong ini bisa diulur sampai dua periode. Sebagai tebusan, kalau kelak pemiliknya sudah meninggal dunia, maka harus jadi pengikutnya.






2. Pesugihan Nyai Puspo Cempoko

Nyai Puspo Cempoko. adalah Pesugihan yang cukup terkenal di Rembang. Bila lelaki bersedia menjadi suami siluman ini dan melakukan senggama setiap malam Jumat Kliwon maka ia rela memberikan harta yang berlimpah. 

Nyai Puspo Cempoko adalah penunggu gaib di daerah Kabongan, Rembang.  Tempat tersebut mempunyai nilai mistik yang sangat tinggi. Beberapa orang sering datang ke Kabongan untuk melakukan ziarah dengan tujuan tertentu. 

Konon, para peziarah banyak yang dikabulkan keinginannya sehingga mereka menjadi kaya raya. Menurut cerita yang beredar kekayaan itu tidak diberikan secara cuma-cuma. Nyai Puspo meminta sejumlah imbalan kepada peziarah yang menginginkan kekayaan darinya. 

Pencari pesugihan harus rela menjadi suami Nyai Puspo yang harus melayani kebutuhan seksualnya setiap malam Jumat Kliwon. Guna menyalurkan hasrat itu Nyai Puspo minta disediakan kamar khusus dimana hanya mereka berdua saja yang boleh masuk ke kamar tersebut.  Selain memenuhi kebutuhan seksual, Nyai Puspo juga meminta agar disediakan sesaji yang terdiri dari jajan pasar, kembang wangi, kelapa hijau serta bakaran kemenyan madu. Semua sesaji harus disediakan setiap malam. Tak boleh ada yang terlupakan.

3. Pesugihan Lereng Merapi

Tempat yang dikenal dengan nama Watu Tumpeng itu dipercaya memiliki kekuatan gaib, berada di kawasan Cangkringan, Sleman Yogyakarta, selalu dipenuhi berbagai sesaji. Banyak peziarah melantunkan berbagai permintaan, mulai kenaikan pangkat, ilmu kanuragan sampai pesugihan.  Setiap malam Jumat Kliwon, orang memasang sesaji jajan pasar dan kembang tujuh rupa, lantas berdoa minta berbagai permohonan. 

Menurut Jurukunci Watu Gunung, gundukan tanah itu bukan kuburan manusia, melainkan gajah tunggangan Kerincing Wesi saat menjaga Gunung Merapi.  Konon, Kerincing Wesi berubah menjadi raksasa setelah makan telur naga Kiai Jagad, lantas ditugaskan menjaga Gunung Merapi. Untuk menjalankan tugas, ia menerima seekor gajah dari Panembahan Senopati. Ketika gajah itu mati, Kerincing Wesi menguburkannya di lereng Merapi.

Pada malam-malam tertentu, sering terdengar lenguhan gajah. Malah, ada warga yang mengaku melihat binatang itu melintas. Bagi peziarah, apa atau siapa yang berada di dalam kuburan itu, tidak menjadi masalah. Yang penting, tempat itu mempunyai kekuatan gaib yang menjanjikan perubahan nasib.

4. Pesugihan Munding Seuri

Terletak di kawasan Gunung Gede, Cibodas. Di sebelah Tenggara, dipercaya masyarakat sebagai tempat bersemayamnya Raden Surya Kencana, putra Raden Aria Wiranatudatar, pendiri kota Cianjur yang beristrikan mahkluk halus.

Di kawasan Tenggara ini pula, ada sebuah gubuk yang didalamnya terdapat gundukan mirip makam. Tempat yang disebut padepokan ini menjadi tempat orang yang mencari pesugihan. Namun laku hanya bisa dilakukan saat bulan purnama. Jika tidak, konon segala upaya yang dilakukan akan sia-sia.

5. Pesugihan Bulu Genderuwo

Pesugihan bulu gendruwo memang kurang populer di masyarakat. Alasannya, untuk mendapatkan cukup sulit. Si peminat harus menyediakan masakan dari burung gagak yang diletakkan di bawah pohon gayam dan bertelanjang bulat.

Menurut beberapa orang yang telah mendapatkan pesugihan bulu gendruwo, meski mendapatkannya cukup sulit, pesugihan ini dipilih lantaran tidak terlalu berbahaya. Tidak minta tumbal orang atau nyawa.
Yang diperlukan hanyalah masakan burung gagak serta pohon gayam. Di kota metropolitan seperti Jakarta, pohon gayam sulit ditemukan. Makanya para peminat kebanyakan pergi ke desa-desa di pelosok Pulau Jawa.

Setelah masakan siap, saat matahari bersembunyi, peminat harus membawa makanan itu ke pohon gayam yang telah ditentukan. Kemudian ia harus membuka seluruh pakaiannya. Biasanya dalam waktu yang tidak begitu lama, gendruwo yang dilukiskan berwajah menakutkan dan sekujur tubuhnya dipenuhi bulu-bulu, akan muncul.
Gendruwo tersebut akan melahap makanan yang dibawakan si peminat. Saat itulah, si peminat dituntut kelincahannya. Mereka harus mampu mengambil minimal satu bulu di tubuh gendruwo.

Jika beruntung, maka si peminat akan mendapatkan bulu yang diinginkannya. Tapi jika tidak, bisa jadi ia malahan akan dimangsanya. Karena itu, orang yang gagal biasanya enggan mencoba lagi. Takut kalau-kalau malahan kehilangan nyawa.
Orang yang berhasil mendapatkan bulu, biasanya mudah mendapatkan kekayaan. Rejeki akan mengalir bak air bah. Tak tertahankan lagi.

6. Pesugihan Sate Gagak

Di kalangan pelaku spritual, ada teknik khusus untuk mengais rupiah di tengah kuburan. Caranya, dengan berjualan sate gagak kepada arwah gentayangan. Konon, penghuni makam di lereng Gunung Bugel, Rembang pernah membeli sate gagak sampai Rp. 30 juta dalam semalam.

Untuk menjadi pedagang sate bagi arwah gentayang, yang diperlukan adalah burung gagak hitam yang masih hidup, minyak Arrohman, serta kemenyan. Dan syarat mutlak yang harus dipenuhi adalah keberanian untuk bertemu dengan para lelembut dari berbagai rupa.

Pada tengah malam yang telah ditentukan, burung gagak harus dibawa ke makam yang akan dijadikan lahan berdagang. Sesampainya di tempat yang dituju, baca doa-doa khusus untuk membuka alam gaib, sambil membakar kemenyan. Tunggu sampai gagak yang dibawa berkoak-koak.

Ketika burung itu berbunyi, pada saat itulah momen yang paling tepat untuk menyembelih burung gagak itu. Bersihkan bulu-bulu yang menghiasi tubuhnya, lalu olesi dengan minyak Arrahman. Kemudian potong daging burung sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Bakarlah daging itu layaknya sate biasa.

Pada saat bersamaan, para pembeli sate akan berdatangan. Mereka adalah arwah gentayangan dengan wujud yang beraneka rupa. Ada yang kakinya patah atau remuk, wajahnya rusak dengan darah yang mengalir deras, atau kakinya tinggal sebelah karena kaki yang lain terlepas. Pendeknya, wujud mereka sangat menakutkan dengan bau anyir darah yang mrenyengat.  Mereka berdatangan untuk merebut sate gagak yang dijual. Berapa pun harganya mereka akan membeli sate yang dijual itu. 

7. Pesugihan Gunung Kemukus

Dikisahkan Pangeran Samudro (ada yang menyebut bangsawan ini berasal dari Majapahit, ada pula yang menduga dari zaman Pajang), jatuh cinta kepada ibunya sendiri (Dewi Ontrowulan). Ayahanda Pangeran Samudro yang mengetahui hubungan anak-ibu tersebut menjadi murka dan kemudian mengusir Pangeran Samudro.

Dalam kenestapaannya, Pangeran Samudro mencoba melupakan kesedihannya dengan melanglang buana, akhirnya ia sampai ke Gunung Kemukus. Tak lama kemudian sang ibunda menyusul anaknya ke Gunung Kemukus untuk melepaskan kerinduan. 

Namun sial, sebelum sempat ibu dan anak ini melakukan hubungan intim, penduduk sekitar memergoki mereka berdua yang kemudian merajamnya secara beramai-ramai hingga keduanya meninggal dunia. Keduanya kemudian dikubur dalam satu liang lahat di gunung itu juga. Namun menurut cerita, sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir Pangeran Samudro sempat meninggalkan sebuah pesan yaitu kepada siapa saja yang dapat melanjutkan hubungan suami-istrinya yang tidak sempat terlaksana itu akan terkabul semua permintaannya.

Konon selengkapnya ia berujar demikian, "Baiklah aku menyerah, tapi dengarlah sumpahku. Siapa yang mau meniru perbuatanku , itulah yang menebus dosaku dan aku akan membantunya dalam bentuk apapun".

8. Pesugihan Tukar Janin

Tukar janin adalah suatu proses pemindahan janin tersebut untuk diberikan kebangsa jin perempuan yang menginginkan keturunan. Dalam prosesinya jika wanita itu berhasil negosiasi dan anaknya di ikhlaskan untuk mereka(bangsa jin) rawat sebagai anaknya dengan catatan pantangannya tidak boleh diharap-harap lagi, maka bangsa jin tersebut akan memberikan imbalan berupa uang/perhiasan sebagai tanda keikhlasan pelaku ritual tersebut.



9. Pesugihan Tuyul

Tuyul (bahasa Jawa: thuyul) dalam mitologi Nusantara, terutama di Pulau Jawa, adalah makhluk halus berwujud anak kecil atau orang kerdil dengan kepala gundul. Penggambaran lainnya yang tidak disepakati semua orang adalah kulit berwarna keperakan, bersifat sosial (dalam pengertian memiliki masyarakat dan pemimpin), serta bersuara seperti anak ayam. Tuyul dapat dipekerjakan oleh seorang majikan manusia untuk alasan tertentu, terutama mencuri (uang). Untuk menangkal tuyul, orang memasang yuyu di sejumlah sudut rumah karena tuyul dipercaya menyukai yuyu sehingga ia lupa akan tugas yang dibebankan pemiliknya.
Kejadian tuyul dipercaya berasal dari janin orang yang keguguran atau bayi yang mati ketika lahir. Karena berasal dari bayi, karakter tuyul juga seperti anak-anak: gemar bermain (seperti laporan orang melihat sejumlah tuyul bermain pada tengah malam, dsb)


Tuyul Bibir Vertikal adalah jenis tuyul yang paling banyak dipelihara orang, biasanya tuyul ini hidup bersama sang majikan. Yang menarik si tuyul ini di anggap seolah - olah seperti anaknya sendiri. Tidur juga bersama sang majikan. Sehingga tidak jarang si tuyul ini kerap terlihat menyusu (Meminum ASIH) dari wanita yang ada dirumah tersebut, entah itu si ibu atau anak gadis dengan di sadari atau tampa di sadari oleh mereka.Oleh karean itu, kadang ada beberapa kasus jika si majikan pemilik tuyul memiliki anak gadis maka tidak jarang si anak gadis terebut tidak laku-laku atau susah mendapatkan jodoh.


Jika si anak gadis dari pemilik tuyul tidak laku lama tidak mendapatkan jodoh, itu lebih karena aura tuyul memperburuk aura positif dari anak gadis tersbut, Aura negatif yang ditimbulkan oleh tuyul tersebut terjadi karena seringnya tuyul ini dekat atau bersentuhan dengan gadis. Disisi lain, kadang si tuyul ini tidak rela jika anak gadis yang tiap malam menemaninya tidur dimiliki orang lain. 


si tuyul ini merasa bahwa gadis tersebut adalah kakak yang harus menemaninya setiap saat, atau bahkan memberikan ASIH kepadanya sebagai ritual yang harus di lakoni tuyul menjelang tidur. hal ini yang sebenarnya menjadi sebab akan susah dapat jodohnya si anak gadis tersebut. 


Kebiasaan yang lain adalah tuyul ini sering diajak-ajak jalan-jalan olej majikannya pada sore hari sebelum magrib menjelang, seperti layaknya hewan, tuyul ini diikat dan di ajak berkeliling oleh majikanya. Daerah tempat mereka jalan-jalan biasanya di dekat pasar tradisional. Si majikan duduk menunggu di suatu tempat, sedang si tuyul di biarkan mengembara di pasar tesebut untuk mengambil beberapa lembar uang pemilik para pedagang dan pada saat menjelang adzan magrib mereka akan kembali pulang.

10. Pesugihan Tukar Istri

Pesugihan ini yang menjadi tumbalnya adalah isteri atau suami, biasanya orang yang menjalankan ritual adalah orang yang sakit hati karena suami atau isterinya berselingkuh. Tempat yang sering dijadikan lokasi ritual ini adalah Goa Susuh Angin di Gunung Kuncen lereng Gunung Merbabu, namun hati-hati karena di daerah ini berlaku petuah masyarakat "Jelma Mara Jelma Mati"



11. Pesugihan Tukar Guling

Orang seringkali keliru dengan menganggap pesugihan ini sama dengan Pesugihan Tukar Isteri, padahal dari Tumbalnya saja sangat berbeda.  Pada Pesugihan Tukar Guling ini Tumbal yang diminta adalah nyawa musuh dari orang yang meminta pesugihan.  pesugihan ini juga terdapat di Gua Susuh Angin.


12. Ngipri


Pada Pesugihan Ngipri ini, penganutnya pada malam-malam tertentu dapat berubah menjadi sosok binatang ghaib sesuai dengan perjanjiannya pada saat meminta pesugihan, biasanya bisa berupa babi, Monyet, Ular, Kucing, dll





4 Tempat Pesugihan Terpopuler Di Indonesi

1. Pesugihan Gunung Kemukus Sragen Jawa Tengah  

Kemukus adalah salah satu tempat di daerah Jawa Tengah, tepatnya di kota Sragen. Sebagai kawasan gunung, tempat ini tidak dikenal karena panorama alam yang mempesona, tetapi karena reputasi sebagai tempat pesugihan. 

Tempat pesugihan ini sangat menarik karena ritual yang harus dilakukan di tempat ini sangat berbeda dengan tempat lain. Untuk mendapatkan pesugihan, seseorang harus melakukan pesta seks dengan wanita bukan pasangan resmi mereka selama tujuh kali berturut-turut dengan pasangan yang sama. 

Pesta seks ini dianggap sebagai syarat untuk mendapatkan pesugihan yang diinginkan. Salah satu syarat dalam berhubungan seks di tempat ini adalah dilakukan di tempat terbuka di wilayah gunung Kemukus. Sebagai pencari pesugihan membawa pasangan resmi mereka sendiri dan melakukan hubungan badan di tempat tersebut. Kebanyakan dari mereka juga orang-orang yang tidak memiliki pasangan ataupun pasangan tidak resmi yang sama-sama menginginkan pesugihan. 

Di gunung Kemukus tersedia jasa teman tidur yaitu PSK yang menawarkan diri untuk menjadi teman tidur sesaat dalam ritual mesum Kemukus. Para pekerja komersial ini datang dari berbagai daerah karena gunung Kemukus sebagai tempat mencari penghasilan mudah dan aman. 

Selain untuk tempat pesugihan sebagian orang menganggap berhubungan seks di alam terbuka akan terasa sangat menyenangkan. Hal tersebut menjadi sangat menyenangkan ketika mereka tidak akan mendapati razia oleh aparat seperti di tempat penginapan. Pihak keamanan siap mengamankan prosesi ritual pengunjung di tempat pesugihan ini, termasuk prosesi seksual tak resminya. 

2. Pesugihan Gunung Kawi Jawa Timur 

Mungkin orang sudah tidak asing lagi dengan Gunung Kawi termasuk tempat pesugihan paling populer di Indonesia dan Asia Tenggara. Tetapi sampai detik ini belum ada data valid seputar orang yang berhasil kaya setelah melakukan ritual di tempat pesugihan di sana ataupun orang yang gagal menjadi kaya setelah ritual. 

Masalah yang timbul adalah ada orang-orang yang bertindak seolah-olah membantu melancarkan urusan Pencari Pesugihan di Gunung Kawi, hanya menguras uang pencari pesugihan. Khususnya terkait biaya selametan, ubo rampe, sesaji, dan lain sebagainya. 

Khusus dalam masalah ini, dibutuhkan sangat waspada dan hati-hati untuk mereka yang datang dengan tujuan ritual. Jika para pengunjung sebagai seorang wisatawan yang hendak menikmati keindahan panorama Gunung Kawi, tidak akan menjadi masalah karena hanya sebatas berkunjung. 

Di lain masalah seperti diatas, daun dewandaru yang menjadi harapan diri ingin kaya juga sering menjadi permainan orang tertentu yang sengaja memanfaatkan kesempatan. Daun itu sengaja dilemparkan orang hingga menjadi rebutan yang seolah-olah menjadi syarat ritual pesugihan. 

Dan masih banyak lagi di daerah ini yang sengaja dijadikan kesempatan oleh orang-orang yang sengaja memanfaatkan acara tersebut. Seperti Padepokan Eyang Jugo, Makam Eyang Jugo, dan adanya prasyarat untuk penyembelihan hewan kambing yang berkendit menjadi syarat. 

Apapun syarat yang diminta oleh orang-orang tersebut adalah tipu daya untuk mengeruk keuntungan. Jadi kepada pengunjung hendaknya waspada dan hati-hati jangan sampai anda ingin mencari kekayaan tetapi malah sebaliknya memberikan kekayaan disana hingga harta anda habis.  

3. Parangtritis Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta 

Parang Tritis adalah Pusat kerajaan siluman yang dipimpin Kanjeng Ratu Kidul, tempat inilah konon katanya gerbang penghubung antara Kasultanan Jogja Dengan Ratu Kidul. 

Sosok gaib yang pasti dikenal akrab oleh orang Jawa, khususnya di wilayah Jogja dan sekitarnya. Dua sosok yang sering dimintai oleh para pencari pesugihan adalah Nyai Blorong dan Kanjeng Ratu Kidul, di laut selatan ini kabarnya sebagai istana dan kerajaannya. 

Konon, Nyai Blorong bisa mengabulkan uang sampai milyaran rupiah di tempat pesugihan tersebut dengan menjadi pengikutnya. Sosok mistri ini menjadi pesugihan kelas elite di bandingkan jenis-jenis pesugihan lain. Syarat yang harus ditempuh sangat berat yaitu harus bisa memberikan tumbal nyawa sebagai gantinya atau syarat khusus untuk mendapat kekayaan.

Sedangkan Kanjeng Ratu Kidul dikenal lebih welas asih dan sebagai pengayom terutama kerajaan jogja. Sosok penguasa kerajaan gaib ini tidak meminta tumbal nyawa. Konon, uang yang didapat dari Kanjeng Ratu Kidul tidak sebanyak yang diberikan Nyi Blorong. 

4. Pesugihan Munding Seuri Gunung Gede Cibodas Jawa Barat

Salah satu jalan menjadi kaya raya tidak mudah banyak lika liku yang harus dilalui sebagai syarat mutlak. Kadang orang harus terpaksa merelakan si buah hati atau anaknya sendiri memikul akibatnya atau dengan kata lain sebagai tumbal. Seperti yang diminta oleh pesugihan Munding Seuri pencari pesugihan harus bisa menerima kenyataan jika wajah anaknya akan cacat atau tidak normal seperti layaknya anak-anak yang lain.

Tempat Pesugihan munding seuri ini terletak di kawasan Gunung Gede, Cibodas Jawa Barat yang sudah sangat terkenal atau populer bagi masyarakat luas. Di sebelah Tenggara gunung ini, dipercaya masyarakat sebagai tempat bersemayamnya Raden Surya Kencana, putra Raden Aria Wiranatudatar, pendiri kota Cianjur yang beristrikan mahkluk halus.

Di kawasan Tenggara ini ada sebuah gubuk yang didalamnya terdapat gundukan mirip makam. Tempat yang disebut padepokan ini menjadi tempat orang yang mencari pesugihan. Namun kabarnya laku pesugihan ini hanya bisa dilakukan saat bulan purnama. Jika tidak maka hasil dari yang dilakukan dan segala upaya yang akan sia-sia.

Untuk menuju tempat pesugihan ini sangat tidak mudah banyak rintangan yang harus dilalui dari segi perjalanan. Para pencari pesugihan harus berjalan kaki selama seharian penuh, melintasi jalan setapak yang menanjak. Jika musim hujan tiba, mereka juga harus ekstra hati-hati karena medan yang sangat licin bisa membuat orang terpeleset. Semua itu hanya dianggap sebagai salah satu tantangan atau ujian untuk meraih keinginan agar menjadi kaya dengan cara mudah.

Dari mulai ritual dilakukan saat matahari telah terbenam, mereka harus bertelanjang bulat baru kemudian berendam di sebuah kubangan lumpur. Sebelumnya harus menaburkan kembang setaman dan kemenyan di Padepokan Seuri sebagai syarat sesaji. Setelah fajar tiba barulah ritual tersebut boleh dihentikan dan para lelaku bisa membersihkan diri dengan berguling-guling di rerumputan. Selanjutnya setelah selesai mereka masuk kembali ke dalam padepokan untuk menjalani ritual selanjutnya.

Ketika di dalam pedepokan para lelaku akan melihat wajah anaknya yang cacat sebagai tumbal. Jika ingin kaya, mereka harus rela memilih salah satu wajah anaknya yang akan lahir nanti cacat. Dan anehnya lagi benar apa tidaknya ini para pencari kekayaan diberi kesempatan memilih wajah anaknya kebanyakan memilih anak yang bermulut sumbing.

Dan masih banyak lagi syarat yang diminta untuk mendapatkan kekayaan tersebut, percaya atau tidak hingga saat ini masih banyak para pencari kekayaan tersebut yang datang ke tempat tersebut. 

5 Ritual Pesugihan

Sugih berarti kaya dan pesugihan identik dengan mencari kekayaan. Yang diinginkan adalah kaya mendadak (instan). Contoh dari pesugihan adalah yang telah dijelaskan pada tulisan sebelumnya mengenai Ritual Pesugihan di Gunung Kemukus Sragen. 

Rata-rata yang dilakukan dalam ritual pesugihan (ritual ngipri) adalah ritual yang tidak benar, bisa jadi amalan yang mengada-ada yang diamalkan atau dirutinkan, ada pula yang melakukan ritual syirik, juga ada yang dengan maksiat. Karena yang namanya setan sangat cinta sekali dengan pelaku syirik, bid’ah dan maksiat. Sehingga mudahlah datang kekayaan.

1. Pesugihan lewat monyet atau kera (kethek)

Di Jawa Timur, ada banyak tempat untuk ritual pesugihan. Salah satunya di daerah Ngujang, Tulungagung. Di tempat ini terkenal dengan pesugihan monyet atau kera, atau dalam Bahasa Jawa biasa disebut ‘kethek’. Ada tata cara khusus untuk menjalani ritual pesugihan ini. Ada perjanjian-perjanjian khusus yang harus dipenuhi sang pemuja sebagai mahar (mas kawin). Di antara syarat yang harus dipenuhi dalam pesugihan ini adalah wajib memberi tumbal kepada mahkluk ghaib yang menguasai makam Ngujang selama si pemuja masih hidup.

Selanjutnya, dari zaman ke zaman, makam Ngujang atau Kethekan, dijadikan tempat mencari pesugihan. Barang siapa yang meminta juru kunci untuk membantu mencari pesugihan, dia (si pemuja) diberi seekor monyet yang dijadikan peliharaan untuk dapat mendatangkan rezeki. Konon kisahnya, di antara monyet yang ada adalah jelmaan dari dua santri yang dahulu enggan untuk ngaji di pesantren, ketika disuruh, mereka malah memanjati pohon.

2.  Pesugihan lewat semedi di goa dan makam

Gunung Selok di Cilacap merupakan wisata yang nyaman mengasyikkan dan unik karena lokasi ini menyajikan perpaduan keindahan alam berupa hutan bukit goa-goa alam Benteng peninggalan Jepang yang konon ada 25 benteng dan pantai laut selatan .

Wisatawan yang datang berkunjung biasanya mempunyai minat berziarah atau ingin bersemedi di petilasan atau makam atau di goa-goa yang ada. Petilasan yang banyak dikunjungi dan dianggap keramat adalah Padepokan Jambe Lima dan Padepokan Jambe Pitu.

Goa yang ada di sana setiap hari dikunjungi wisatawan untuk berziarah dengan tujuan yang beraneka ragam ada yang menginginkan pangkat, kemuliaan, kesehatan, ingin punya jodoh, usahanya lancar dan sebagainya.

3.  Pesugihan lewat ngalap berkah pada pohon

Gunung Kawi merupakan petilasan dari tokoh-tokoh yang berbeda generasi. Tempat ini pernah menjadi pelarian Pangeran Kameswara dari Kediri pada tahun 1200-an Masehi.

Selain itu, di gunung ini juga terdapat makam Eyang Sujo dan Eyang Jugo, yang merupakan keturunan Mataram. Keduanya adalah pengikut Pangeran Diponegoro yang melarikan diri setelah ditangkapnya Pangeran diponegoro pada tahun 1830. Petilasan dan makam tersebut yang biasanya dikunjungi untuk ngalap berkah.

Di Gunung ini terdapat sebuah pohon yang bernama Pohon Dewandaru. Konon, pohon ini bisa mendatangkan keberuntungan. Para pengalap berkah akan menunggu daun, buah, dahan, atau ranting yang jatuh dari pohon tersebut yang dipercaya bisa mendatangkan apa yang diinginkan.

4.  Pesugihan lewat tumbal, sembelihan dan sesajen

Gunung Srandil yang terletak di Kecamatan Adipala, Cilacap, Jawa Tengah ini menyimpan banyak kisah dan mitos. Selain dipercaya sebagi petilasan tokoh-tokoh sejarah seperti Kunci Sari dan Dana Sari yang merupakan pengikut pangeran Diponegoro, gunung ini juga diyakini menjadi petilasan tokoh-tokoh mitologis Jawa, seperti Hanoman dan Eyang Semar.

Para pencari berkah biasa datang ke gunung ini dengan membawa berbagai sesajen, baik berupa bunga-bungaan, hingga sembelihan seperti ayam atau kambing. 

Pesugihan jenis ini dapat pula ditemui di Gunung Merapi. Merapi sejak dulu menyimpan sejuta misteri. Gunung teraktif di dunia ini, menjadi tempat yang banyak dikunjungi paca peziarah. Di antara mereka, ada yang datang untuk mencari jalan pintas untuk kaya.

Di Cangkringan, lereng Merapi sebelah selatan terdapat sebuah gundukan tanah yang dipercaya sebagai makam keramat. Lokasi ini dinamakan Watu Tumpeng. Konon di sini bersemayam jasad seorang sakti dari masa lampau.

Situs Watu Tumpeng ini ramai didatangi oleh mereka yang ingin mengubah nasib. Banyak persembahan diberikan pada penunggu ghaib dari situs tersebut. Konon, tempat ini memang tidak meminta tumbal fisik bagi mereka yang berhasil.

Meski secara fisik tidak meminta tumbal, namun secara rohani, mereka yang meminta di tempat tersebut telah menyerahkan jiwa mereka pada kekuatan lain selain Allah.

5. Pesugihan melalui sosok ghaib

Parangtritis dianggap sebagai pusat kerajaan siluman yang dipimpin Kanjeng Ratu Kidul. Sosok ghaib yang pasti dikenal akrab oleh orang Jawa, khususnya di wilayah Mataraman (Jogja-Solo dan sekitarnya). Dua sosok yang sering dimintai oleh para pencari pesugihan adalah Nyai Blorong dan Kanjeng Ratu Kidul sendiri.

Konon, Nyai Blorong bisa mengabulkan uang sampai milyaran rupiah. Tak ayal, sosok satu ini menjadi pesugihan “kelas atas” di bandingkan jenis-jenis pesugihan lain. Wujud pesugihan ini berbentuk ular naga yang bersisik emas. Yang lebih dahsyat, bila pemilik pesugihan melakukan hubungan badan dengan Ular Blorong itu, maka sisik-sisiknya yang berupa emas dan permata akan rontok di tempat tidurnya. Namun semua itu harus ditukar dengan pengorbanan ‘tumbal nyawa’. Bagaikan orang yang mempunyai utang. Nyi Blorong sebelum menyanggupi untuk menolong calon kurban, sebelumnya mengadakan perjanjian untuk membahas masalah tebusan. Alkisah, pembicaraan tebusan itu dilakukan keduanya sembari bersenggama di tempat tidur. 

Sama persis dengan kekayaan yang diperoleh lewat jalur yang tidak direstui agama. Umur kekayaan versi Nyi Blorong, hanya tujuh tahun. Jika yang bersangkutan ingin memperpanjang, bisa diulur lagi, satu periode lamanya dan tebusan berupa mayat bisa dialihkan ke orang lain. Selanjutnya, korban tak boleh diwakilkan. Artinya, kelak setelah meninggal, harus menjadi pengikutnya.

Sedangkan Kanjeng Ratu Kidul, dikenal lebih welas asih. Sosok penguasa kerajaan ghaib ini tidak meminta tumbal nyawa. Konon, uang yang didapat dari Kanjeng Ratu Kidul tidak sebanyak yang diberikan Nyi Blorong. 

Ritual pesugihan di atas tidaklah lepas dari penyimpangan berikut ini.


Syirik dalam ibadah (uluhiyah) bahkan dalam rububiyah (karena yakin yang mengabulkan do’a adalah selain Allah).
‘Ngalap berkah’ yang tidak syar’i bisa jadi syirik, bisa jadi amalan yang mengada-ngada.
Semedi atau i’tikaf tanpa ada petunjuk dalam Islam.
Meraih kekayaan dan hajat dunia lewat ritual maksiat seperti lewat ritual seks dengan bukan pasangan yang sah.
Tawassul yang tidak benar.
Harus memenuhi syarat pesugihan dengan menyajikan tumbal dan sesajen.
Tawakkal (menyandarkan hati) pada sesuatu yang bukan sebab atau mencari keberkahan lewat jimat.
Beramal akhirat hanya untuk mencari keuntungan dunia semata.
Melakukan safar terlarang ke gunung, petilasan dan kubur wali.
Mencontoh pelaku maksiat.
Melakukan ritual mengada-ada yang tidak pernah dituntunkan.